Jumat, 01 April 2016

7 Hewan ini pakai cara 'nyeleneh' dalam berkomunikasi


Manusia terbiasa dengan model komunikasi yang diterapkan ke sesama manusia. Hal ini membuat kita menentukan standar dalam bagaimana seharusnya makhluk hidup berkomunikasi.
Namun, ternyata cara berkomunikasi antar makhluk hidup terlalu luas untuk kita mengerti. Model komunikasi itu sangat banyak, tak terbatas hanya seperti yang manusia lakukan. Jika kita berpikir binatang itu juga berbicara kepada sesama binatang, namun dengan cara yang berbeda, itu tidak salah, namun juga tidak benar. Bahkan kucing saja mengeong hanya kepada manusia, dan mengeongnya kucing bukan berarti jadi pola komunikasi mereka antar sesama kucing.
Bagaimanakah dengan hewan lain? Mari kita simak pembahasan tentang pola komunikasi yang dilakukan hewan yang tergolong 'nyeleneh'
1. Anjing liar yang hobi bersiul

Anjing liar Asia, yang lebih dikenal dalam dunia binatang dengan nama Dholes, banyak sekali ditemukan di padang rumput di daerah Himalaya dan juga hutan tropis di pulau Jawa.
Anjing liar ini hidup dalam kelompok, berisi 5 hingga 12 anjing. Mereka adalah karnivora yang sangat terkoordinir dalam mencari mangsa. Meski dengan kelompok anjing lain, mereka tetap kooperatif dalam mencari mangsa.
Untuk koordinasi dalam mencari mangsa, tak seperti binatang dalam satu spesiesnya yakni rubah atau serigala, mereka lebih suka bersiul. Siulan ini sangat efektif, mengingat mereka hidup di hutan dan setiap hewan menguasai 90 hektar hutan, siulan ini mampu jadi pola komunikasi yang baik untuk berkoordinasi mencari mangsa antar sesama anjing liar.
Selain bersiul mereka juga mampu melengking dengan suara yang tinggi, dan itu sangat menakutkan bagi mangsa. Tipe siulan dan lengkingan yang berbeda, dapat diinterpretasikan oleh anjing liar lain sebagai koordinat tempat mangsa mereka bersarang, yakni rusa atau kerbau.
2. Gorilla yang suka bersenandung

Spesies kera mempunyai banyak sekali hal yang menarik untuk diteliti, serta perilaku mereka cukup menarik untuk sekedar dilihat. Salah satu kegiatan mereka yang menarik adalah hobi mereka dalam bersenandung ketika makan.
Menurut peneliti, seekor Gorilla sangat suka bersenandung ketika mereka makan makanan yang enak. Perilaku ini telah ditemukan di beberapa primata, namun ternyata Gorilla juga melakukan hal serupa.
Bersenandung sebenarnya adalah cara Gorilla yang merupakan kepala keluarga, untuk mengajak keluarganya makan. Melalui lantunan nada, kepala keluarga tersebut menentukan jam makan dan akan bersiap jika ada gangguan. Kebetulan, menurut penelitian Gorilla betina juga sangat suka kepada Gorilla jantan yang mampu bersenandung.
Hal ini tak hanya dilakukan Gorilla, simpanse dan juga bonobo juga melakukan hal serupa.
Bersenandung juga adalah tanda kebahagiaan dari seekor primata. Nada dan jarak vokalnya bisa makin bervariasi jika Gorilla tersebut sedang berbahagia atau dapat makanan kesukaannya.
3. Badak yang suka mencium bau 'kotoran'

Dari seluruh keperkasaan dan kekuatannya, ternyata badak tidak terlalu tajam dalam penglihatan. Untuk menunjang penglihatannya yang buruk, badak berevolusi menjadi binatang yang punya hidung tajam. Sayangnya hidungnya yang tajam itu digunakan untuk mencium kotoran yang ditinggalkan kawan atau musuh mereka.
Yap, 'kotoran' adalah kunci keberlangsungan hidup badak. Seekor badak putih hanya butuh waktu 20 detik untuk mencium ini adalah kotoran dari teman atau kotoran dari badak asing yang bisa jadi adalah musuhnya.
Karena ini, badak jadi binatang yang lain daripada yang lain. Mereka tidak buang kotoran sembarangan seperti binatang lain, mereka justru mengumpulkannya di satu tempat. Hal ini untuk menandai daerah kekuasaan seekor atau sekelompok badak. Kotoran juga dapat digunakan badak untuk mendeteksi status dan juga kesehatannya. Bahkan, seringkali 'kotoran' digunakan untuk mencari pasangan.
4. Tarsius yang menggunakan 'suara ultra'

Salah satu primata terkecil di dunia, Tarsius, yang bisa kita temui di berbagai daerah Sulawesi dan Kalimantan, hanya berukuran 13 centimeter.
Selain itu, tarsius adalah primata paling 'pendiam' dari semua primata yang ada. Uniknya, mereka sering membuka mulut seakan-akan mereka berbicara. Karena itulah, peneliti membuat hipotesa bahwa sebenarnya tarsius itu berbicara, namun kita tak bisa mendengarnya.
Peneliti akhirnya memakai alat pendeteksi kelelawar, dan merekam rentetan pola komunikasi dari frekuensi ultrasonik. Mereka mampu berkomunikasi dalam suara ultrasonik di 70 kilohertz, jauh di atas batas manusia yang hanya 20 kilohertz. Bahkan mereka bisa mendengar hingga 91 kilohertz.
Hal ini digunakan untuk 'berkomunikasi secara privat' dengan tarsius lain, sehingga mereka tak terdeteksi oleh predator.
5. Ikan paus mempunyai nama dan juga aksen

Para peneliti menemukan bahwa ikan paus jenis 'sperm whale,' hidup dalam sebuah kelompok keluarga. Dan setelah merekam 4000 jenis suara dari 2005 hingga 2010, para peneliti menyimpulkan bahwa setiap individu di setiap daerah paus tinggal, mereka menggunakan kombinasi unik bunyi decakan sebagai sebuah kode, yang kemudian diartikan sebagai sebuah nama.
Selain itu, peneliti mendeteksi adanya perbedaan dialek yang digunakan oleh Paus, sama seperti yang dilakukan oleh manusia. bahkan, ikan paus juga menggunakan kosa kata, tata bahasa, dan pelafalan yang juga berbeda-beda, berdasarkan daerah asal si paus.
Paus menggunakan dialek yang berbeda antar sesama paus guna mengenali para anggota grup dari sebuah kelompok untuk perlindungan keturunan, proteksi terhadap predator, perilaku makan, serta sosial kooperatif dalam berkelompok.
6. Bison hidup dengan tatanan demokrasi

Amandine Ramos, seorang peneliti dari French National Center for Scientific Research, menemukan ternyata Bison sangatlah demokratis. Kesimpulan tersebut diambil dari hasil penelitiannya selama tiga bulan di reservasi biologis Monts d'Azur.
Jika dilihat biasa, bison berkomunikasi dengan cara primitif, yakni mendengus serta mengeluarkan suara parau. Namun jika diteliti lebih dalam, mereka mampu melakukan voting dalam beberapa hal yang penting. Misalnya menentukan apa yang harus dimakan di hari tersebut.
Untuk memilih padang rumput mana untuk ditinggali, mereka juga memakai cara yang demokratis. Setiap bison akan mengarahkan badannya ke arah tempat yang ingin dia eksplor. Bison dengan paling banyak pengikut, berhak memilih tempatnya untuk dijadikan lahan tinggal yang baru.
7. Burung kicau 'blue-capped cordon-bleu' yang menyanyi sambil 'tap dance'

Blue-capped cordon-bleu yang merupakan burun kicau, ternyata piawai dalam melakukan tap-dance. Burung ini memang sangat cepat dalam melakukan tap-dance hingga tak bisa ditangkap oleh mata manusia. Selama ini, para peneliti berasumsi hal itu adalah lompatan biasa yang lumrah dilakukan di dunia burung.
Namun peneliti dari Hokkaido University meneliti burung kicau ini, dengan merekamnya dan memperlambat rekamannya. Rekaman lambat menunjukkan bahwa tap-dance sambil berkicau adalah hal yang dilakukan jika burung jantan dan betina sedang sama-sama hinggap.
Para ilmuwan dan peneliti berkesimpulan bahwa mengetuk-ngetukkan kaki menambah daya tarik si jantan yang ingin mencari pasangan. Hal ini juga dipadu dengan kicauan, gerakan kepala, tarian dan gerakan kaki.
Menariknya, sang betina juga merespon hal ini dengan turut berdansa untuk sang jantan. Meski dengan intensitas yang lebih rendah daripada si jantan. Dalam 5 detik mereka dapat 'tap-dance' sebanyak 200 ketukan.

0 komentar:

Posting Komentar

luvne.com ayeey.com cicicookies.com mbepp.com kumpulanrumusnya.com.com tipscantiknya.com